waaahhhh ini gua temuin di salah satu page di FB lohhh sob entah benar atau tidak ya gua cuma mau share aje Insya Allah menambah pengetahuan ente-ente sekalia hidup Napoleon !!!
Kabar Napoleon
menjadi Muslim ini diungkap dalam harian resmi Prancis, Le Moniteur
Universel (terbit dalam kurun 1789-1868). Disebutkan bahwa Napoleon
resmi menjadi Muslim pada 1798. Kutipan berita inilah yang kemudian
dimuat dalam buku Satanic Voices – Ancient and Modern karya David Musa
Pidcock tepatnya pada halaman 61.
Buku Pidcock ini terbit pada
1992, demikian tulisan yang dikutip media.isnet.org. Pidcock juga
menuliskan bahwa Napoleon memilih nama Ali sebagai nama barunya,
sehingga menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Rupanya Napoleon sempat
terinspirasi oleh orang kepercayaannya, Jenderal Jacques Menou, yang
kemudian menjadi Jenderal Abdullah-Jacques Menou. Sang jenderal kemudian
menikahi seorang wanita Mesir, Siti Zoubeida –yang diyakini memiliki
garis keturunan dari Nabi Muhammad saw.
Napoleon disebut-sebut
mengakui superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya di
kekaisarannya di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan
ke dalam Civil Code Napoleon atau hukum yang ditulis oleh Napoleon. Code
Napoleon ini kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan
konstitusi negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.
Tunggu
dulu…ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada
contohnya di dunia kontemporer. Berita yang ditulis media.isnet.org ini
menyebutkan, salah satunya adalah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997
yang menewaskan Putri Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi
al-Fayed. Para fotografer yang memotret insiden tersebut juga ikut
dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada jurisprudensi Prancis.
Dakwaan itu menyebutkan, para fotografer ikut bersalah “karena tidak
menolong saat berada di lokasi kejadian”. Nah, menurut Pidcock, prinsip
ini konon berasal dari hukum syariah hasil ijtihad dari Imam Malik.
Lebih jauh lagi, hubungan Napoleon dengan Islam diungkap juga dalam
Bonaparte and Islam atau versi Prancisnya, Bonaparte et Islam, tulisan
Christian Cherfils.
napoleon2Sejarah mencatat, Napoleon
Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran
Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus
tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H.
Hart. Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik.
Kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu
semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang
jaman. Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
kabarnya Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? bukan hanya sekedar isu, berikut penuturannya sendiri
yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936
terbitan Singapura.
“I read the Bible; Moses was an able man,
the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more
horrible than the story of Lot and his daughters?” “The science which
proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements
has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall
see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and
planets,…”
( “Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap,
sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu
yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat
Kejadian 19:30-38) “Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa
bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap
agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang
akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan,
semua matahari dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody
listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a
descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less
ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti
halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai
anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang
dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual
seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga
menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to
you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify
the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi
Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan
selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita
yang melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et
I’Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata
sebagai berikut:
“I hope the time is not far off when I shall
be able to unite all the wise and educated men of all the countries and
establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur’an wich
alone can lead men to happiness.”
( “Saya meramalkan bahwa
tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan
berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang
berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu
satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M.
Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis
‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai
minoritas khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte
adalah salah satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai
minoritas di Perancis. Tetapi ada data yang bisa jadi sebagai
pengelabuan sejarah, dikatakan pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara
Kristen di Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun
sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu informasi yang dibuat oleh pihak
barat untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Sama
halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya pun
menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba nama Patimura berubah
menjadi Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut,
kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah
mempelajari isi Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama
menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan
yang keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum
muslimin adalah, “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa
apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini,
maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang
membahayakan kaum muslimin adalah, ia pernah berkata , “Selama
Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup
di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum
muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan
antara mereka dengan Al-Quran.” walaupun tidak diketahui kapan waktunya
ia ucapkan dua pernyataan tersebut yang mana lebih awal dan mana yang
lebih akhirnya . Wallahu a’lam.
thanks to sumber/Farzila Novia/RoL/HK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar