Pada dasarnya, permainan seorang gelandang akan tergantung pada
strategi dan cara bermain sebuah tim, tapi seorang gelandang juga bisa
merubah cara bermain tim. Saya mau mencoba membandingkan peran
mesin-mesin dari tim ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap cara tim
bermain.
1. Defensive Midfielder / Holding Midfielder / Anchorman
Gelandang bertipe ini mutlak diperlukan di sepakbola modern.
Tidak perlu punya gocekan dan umpanp-umpan bagus, gelandang angkut air
ini lebih dilihat work-ratenya. Kemampuan tackling yang prima sangat
signifikan, karena tugas utama gelandang ini adalah memutus serangan
lawan sebelum mencapai wilayah pertahanan. Selanjutnya, gelandang
bertahan ini menginisiasi serangan balik tim dengan memberikan
short-simple pass kepada gelandang sayap atau gelandang serang.
Makelele’s Role. Demikianlah peran gelandang ini sesuai yang ditunjukkan
oleh Claude Makelele pada saat masa jayanya di Real Madrid. Florentino
Perez saat itu menutup mata terhadap peran gelandang kelahiran Kinsasha
ini dengan mengatakan bahwa Makelele hanya bisa mengumpan ke belakang
atau ke samping, oleh karena itu permintaan kenaikan gajinya agar
sejajar dengan para galactico ditolak mentah-mentah. Hengkangnya
Makelele berujung pada kejatuhan Los Galacticos.
Contoh: Claude Makelele, Gilberto Silva, Sergio Busquets, Lucas Leiva, Mark Van Bommel, Thiago Motta.
2. Box-to-box Midfielder
Sesuai namanya, box-to-box midfielder memiliki wilayah coverage
paling luas dalam permainan sepakbola. Dari BOX penalti sendiri ke BOX
penalti lawan. Gelandang ini yang utama adalah harus memiliki fisik
prima, karena daya jelajahnya yang harus tinggi itu. Selanjutnya, aspek
tehnik dan naluri ofensif juga diperlukan karena gelandang ini juga
diharapkan mampu mencetak gol serta memberi assist. Fleksibilitas dan
versatilitas gelandang inilah yang disinyalir mengeliminasi peran
seorang playmaker. Mobilitas gelandang ini lebih bisa diandalkan untuk
menggerakkan sebuah tim, sementara playmaker adalah si imajinatif yang
sebenarnya termasuk spesies langka dalam sepakbola. Pemikiran menjadikan
seorang gelandang dijadikan sebagai box-to-box midfielder alih-alih
seorang playmaker boleh jadi diimplementasikan guna mengatasi kelangkaan
stok fantasista.
Contoh: Patrick Vieira, Raul Meireles, Steven Gerrard, Ramires.
3. Deep-Lying Playmaker
Dengan coverage area yang lebih sempit, seorang deep-lying
playmaker memiliki tugas berat. Dia harus mengalirkan bola ke depan
dengan umpan-umpan jauh atau umpan pendek, mengatur tempo permainan, dan
juga sebagai pemutus serangan lawan -meskipun biasanya gelandang ini
tidak mempunyai kemampuan defense yang baik. Deep-lying playmamer
berposisi didepan pemain belakang dan jarang berada di kotak penalti
lawan atau teritorial sayap. Memasangkan deep-lying playmaker dengan
anchorman yang diapit dua sayap agresif adalah strategi yang jamak
digunakan. Bisa juga menggunakan satu deep-lying playmaker dipadu dengan
dua orang anchorman dibelakang double playmaker dan seorang striker.
Strategi ini dimainkan AC Milan saat menjuarai Liga Champion 2007 dimana
Pirlo sebagai deep-lying playmaker ditemani Gattuso-Ambrosini sebagai
anchorman menyeimbangkan double playmaker Kaka-Seedorf dan striker Pippo
Inzaghi.
Contoh: Andrea Pirlo, Xabi Alonso, Jack Wilshere.
4. Playmaker
Playmaker juga dibagi dalam beberapa peran. Di Italia dikenal
Trequartista (gelandang tiga perempat lapangan) dan Regista (Deep-lying
playmaker). Secara umum, playmaker memiliki tugas dan atribut kurang
lebih sama dengan deep-lying playmaker. Seorang playmaker memiliki
kemampuan membaca permainan plus menerobos pertahanan lawan dan mencetak
gol. Barangkali inilah posisi pemain yang paling “jago” di sepakbola.
Playmaker inilah yang mampu mengubah permainan dan strategi tim. Saat
seorang playmaker bermain buruk, biasanya sebuah tim juga bermain buruk,
walaupun tidak selalu begitu. Kepada pemain inilah bola diberikan, lalu
dia mengalirkan lagi bola sesuai imajinasinya untuk membongkar
pertahanan lawan.
Contoh: Diego Maradona, Xavi Hernandez, Zinedine Zidane, Paul Scholes, Kaka, Andres Iniesta.
5. Winger
Ryan Giggs-David Beckham (MU-1990an akhir), Kily
Gonzalez-Miguel Angel Angulo (Valencia 1990an akhir) adalah salah satu
contoh pair winger yang ideal. Si kidal menghuni sayap kiri,
right-footer menempati sayap kanan. Kemampuan mereka manyisir sisi
lapangan dan mengirim umpan tarik ke kotak penalti lawan adalah sumber
petaka dari lawan-lawan mereka. Umpan akurat dan lari cepat (tidak
berlaku untuk Beckham) sangat diperlukan pemain sayap. Tapi perkembangan
penyerangan sayap kini sudah banyak dimodifikasi. Robbery
(Robben-Ribery) adalah contoh penempatan dua pemain sayap secara invers.
Robben yang kidal ditempatkan di sisi kanan, Ribery yang right-footed
di sisi kiri. Bellamy-Downing di Liverpool juga menggunakan sistem ini,
begitu pula Adam Johnson di City yang kadang-kadang dipasangkan dengan
Samir Nasri untuk mengakomodir strategi the inverted winger. Strategi
ini umumnya menyulitkan para pemain bertahan karena mereka bukanlah
penggiring bola hingga ke garis goal kick lalu melepaskan crossing,
mereka bermain lebih dari itu. Mereka tidak melulu melepas crossing tapi
juga menusuk ke tengah lalu melepaskan tembakan ke tiang jauh atau
melakukan kombinasi pendek dengan striker. Hanya, inverted winger ini
lebih bernaluri menyerang daripada winger tradisional.
Semoga lo bisa menjadi Gelandang yaaaa kalo gak bisa jg bisa jadi.....(silahkan isi sendiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar