Jumat, 16 Maret 2012

Flashback Euro 1996 England

Sepakbola balik ketempat asalnya, tetapi Three lions Gagal berjaya....


  Kejuaraan Eropa ke-10 digelar di Inggris dan untuk kali pertama menggunakan sebutan "Euro". Inggris memenangi hak tuan rumah turnamen setelah mengalahkan pencalonan Austria, Portugal, dan Holland. Euro '96 sekaligus menjadi turnamen besar pertama yang digelar Inggris setelah 30 tahun sebelumnya menggelar Piala Dunia sehingga menggunakan tajuk "Football's Coming Home" atau "sepakbola kembali ke rumah". Meski diancam hantu hooliganisme, penyelenggaraan turnamen selama tiga pekan terbilang sukses.

Pada Euro kali ini jumlah peserta bertambah menjadi 16 tim dari semula hanya delapan pada pergelaran Euro 1992 silam. Berdasarkan Laporan Taylor, Inggris sudah memiliki fasilitas memadai, dengan tribun duduk di seluruh stadion, untuk menampung turnamen. Tidak semua tiket pertandingan habis terjual, tetapi berkat liputan media, turnamen ini mencatat rekor penonton tertinggi sepanjang turnamen, yaitu 1.276.000 orang, serta rata-rata penonton 41.158 orang dengan total 31 pertandingan.
Delapan stadion dipilih menyelenggarakan turnamen, yaitu Wembley di London, Old Trafford (Manchester), Anfield (Liverpool), Villa Park (Birmingham), St James' Park (Newcastle), City Ground (Nottingham), Hillsborough (Sheffield), dan Elland Road (Leeds).

  UEFA menambah jumlah peserta karena menilai lebih mudah bagi negara-negara Eropa untuk lolos ke Piala Dunia ketimbang kejuaraan benua sendiri. Eropa memiliki 14 dari 24 jatah finalis Piala Dunia pada 1982, 1986, dan 1990, sementara Euro hanya menyediakan delapan tiket. Negara-negara pecahan Uni Soviet, Yugoslavia, dan Cekoslowakia juga menambah anggota UEFA bertambah, dari 33 tim pada 1988 menjadi 48 pada 1996. Memanfaatkan penambahan jatah itu, sejumlah negara mencatat penampilan debut di Euro, yaitu Kroasia yang menjuarai Grup 4, Rusia (juara Grup 8), Bulgaria (runner-up Grup 7), Swiss dan Turki (juara dan runner-up Grup 3), dan Ceko.

Peserta lain adalah Rumania dan Prancis (juara dan runner-up Grup 1), Spanyol dan juara bertahan Denmark (Grup 2), Italia, (runner-up Grup 4), Jerman (juara Grup 7), dan Skotlandia (runner-up Grup 8).

Putaran Grup Final

  Dengan empat grup yang terdiri dari empat tim, dua teratas setiap grup berhak lolos ke babak delapan besar. Ada pula peraturan baru yang diterapkan, yaitu sistem sudden-death jika pertandingan, dimulai dari delapan besar, memasuki perpanjangan waktu. Jika tidak ada golden goal, adu penalti akan digelar. Inggris memulai turnamen dengan hasil imbang 1-1 melawan Swiss dan Skotlandia menahan imbang Belanda tanpa gol. Belanda kemudian mengalahkan Swiss 2-0 dan Inggris juga mencatat kemenangan serupa atas Skotlandia. Pertandingan yang disebut terakhir menyedot perhatian masyarakat Britania dan Paul Gascoigne dikenang hingga kini berkat gol indahnya serta selebrasi yang unik.

  Antusiasme meningkat. Alan Shearer dan Teddy Sheringham bergantian memberondong gawang Belanda sehingga Inggris menang 4-1. Gol balasan Belanda yang diciptakan Patrick Kluivert pada pengujung pertandingan menjadi penentu lolosnya Oranje ke babak delapan besar karena unggul selisih gol dari Skotlandia. Prancis dan Spanyol tak terkalahkan di Grup B. Keduanya bermain imbang 1-1, tetapi Les Bleus berhasil mengalahkan Rumania dan Bulgaria untuk menjuarai grup sehingga terhindar dari tuan rumah Inggris di perempat-final.

Italia membutuhkan kemenangan atas Jerman pada laga terakhir Grup C setelah mengalahkan Rusia, tetapi dikalahkan Ceko. Azzurri hanya mampu bermain 0-0 dengan kegagalan penalti Gianfranco Zola sehingga Ceko menemani Jerman ke babak gugur. Meski memperoleh poin yang sama, Ceko lolos berkat keunggulan rekor head-to-head atas Italia.

Grup D mengirimkan Portugal dan Kroasia ke babak delapan besar. Portugal menjuarai grup setelah mengalahkan Kroasia 3-0 pada laga terakhir. Kroasia berhasil menyingkirkan juara bertahan Denmark berkat kemenangan gemilang 3-0 serta penampilan cemerlang Davor Suker. Dua laga perempat-final pertama berakhir imbang tanpa gol sepanjang waktu normal sehingga harus dituntaskan melalui adu penalti. Inggris kemudian lolos setelah mengalahkan Spanyol 4-2. Fernando Hierro dan Miguel Angel Nadal gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor, sedangkan empat algojo Inggris sukses. Euforia tuan rumah pun kian memuncak.

Setelahnya, Prancis menyingkirkan Belanda 5-4. Clarence Seedorf menjadi satu-satunya pemain yang gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor saat adu penalti.

Dua laga tersisa selesai dalam 90 menit. Jerman sempat direpotkan Kroasia. Jurgen Klinsmann membuka keunggulan lewat eksekusi penalti pada menit ke-20, tetapi disamakan Suker di awal babak kedua sekaligus gol pertama ke gawang Andreas Kopke sepanjang turnamen. Delapan menit setelah gol Suker, libero Matthias Sammer naik membantu serangan dan berhasil memberikan gol kemenangan untuk Jerman. Pada laga terakhir, Ceko menang tipis atas Portugal berkat gol cerdik Karel Poborsky yang mencungkil bola melewati jangkauan Vitor Baia. Di babak empat besar, pertandingan harus diselesaikan dengan adu penalti. Ceko melaju setelah membukukan kemenangan 6-5 setelah bertanding tanpa gol melawan Prancis sepanjang 120 menit.


  Di Wembley, Inggris mengubur ambisi berjaya di tanah sendiri setelah kalah adu penalti melawan Jerman. Shearer membuat Wembley bergembira berkat gol cepat pada menit ketiga, tetapi dapat disamakan striker pelapis, Stefan Kuntz, pada menit ke-16. Saat adu penalti digelar, Gareth Southgate gagal menguasai ketenangan diri dan eksekusinya dimentahkan Kopke. kemenangan Jerman melalui adu penalti mengulangi hasil pertemuan kedua tim di semi-final Piala Dunia 1990.

Pencetak Gol terbanyak 
 

Alan Shearer
Jurgen Klinsmann
Brian Laudrup
Hristo Stoichkov
Davor Suker
Negara
Inggris
Jerman
Denmark
Bulgaria
Kroasia
Gol
5
3
3
3
3

 



Final Match euro96 



Final Euro '96 merupakan kilasbalik laga puncak 20 tahun sebelumnya. Kedua tim juga saling berhadapan pada laga pembuka Grup C dan Jerman berhasil menang 2-0. Namun, Ceko menjadi tim yang berbeda dengan menemukan kepercayaan diri. Karel Poborsky, Pavel Nedved, Patrik Berger, serta Vladimir Smicer bersinar dan membuat dunia tertarik pada permainan mereka. 
Terganggu masalah cedera, pelatih Jerman Berti Vogts terpaksa memainkan Klinsmann dan Thomas Hassler yang tidak fit di final. Ceko unggul pada menit ke-58 melalui eksekusi penalti Berger setelah Sammer melanggar Poborsky.

 
  Jerman menunjukkan mental bajanya dan membalas. Oliver Bierhoff, masuk menggantikan Mehmet Scholl, mencetak gol balasan pada menit ke-72. Pada perpanjangan waktu, Bierhoff pula yang menentukan kemenangan Jerman. Menerima umpan Klinsmann, tendangan melintir Bierhoff gagal dikuasai Petr Kouba. Sempat berkonsultasi dengan asisten wasit karena adanya kemungkinan pelanggaran oleh Kuntz, wasit Pierluigi Pairetto kemudian mengesahkan gol emas pertama sepanjang sejarah Euro.


The Best Match Euro 1996 

 Inggris tampil bersemangat dan berupaya menundukkan Jerman dengan bantuan dukungan publik sendiri dan Hooligans. Shearer memberikan keunggulan ketika pertandingan baru berjalan tiga menit, gol tercepat sepanjang pergelaran Euro. Pasukan Terry Venables mendominasi pertandingan, tetapi gagal menambah keunggulan. Malahan Kuntz penyerang berusia 33 tahun mampu menyamakan kedudukan. Skor 1-1 bertahan hingga 90 menit. Pada babak perpanjangan waktu, dengan tempo yang tinggi England menghasilkan sejumlah peluang, tetapi tetap gagal. Adu penalti pun digelar. Sampai eksekusi ke-11 tidak ada pemain yang gagal melaksanakan tugasnya, sampai ketika Kopke berhasil menahan tendangan Southgate. Pada eksekusi penentuan, Andreas Moller memberikan gol yang mengantarkan Jerman ke laga puncak melawan Rep.Ceko.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar