sebelumnnya saya ingin berterima kasih dengan dosen saya Om Seta Wicaksana psikolog sekaligus Motivator yg suangat suepperrrr hehehe
ini tulissan diciptakan oleh Om Seta tersebut dan saya hanya ingin menyebarluaskan ke kalian para penggila dunia maya silahkna di baca dan di nikmatin :
Sebuah catatan kecil dari sebuah perjalanan...
Pada suatu ketika ujian hampir tiba, semua siswa SD terlihat
tetap bersemangat untuk bermain dengan rekan-rekannya yang lain. Bahkan
kesibukan ditambah dengan datangnya musim pancaroba yang dikenal dengan musim
banyak angin, jadilah bermain layangan di sore harinya. Menarik dan
menyenangkan !! Jadi bagaimana kisah
ujian tadi ?! terlupakan…dan TERLALU !!
Kebetulan dan alhamdulillah-nya juga…, orang tua saya
khususnya ibu telah menanti dengan berbagai buku bidang studi, ada IPA,
Matematika, Bahasa Indonesia, Agama, IPS, dan lain sebagainya. Walah !! teriak
saya dalam hati…, badan lelah seharian bermain… dan mata pun terasa berat untuk
memulai belajar. Saya merasa pada saat itu ‘belajar’ merupaka saat yang sangat
mencekam. Apalagi jika saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas dari ibu,
saya akan berkurang jam tidur saya saat itu. Aduuhhh… kenapa mesti belajar
sih??!! Padahal di sekolah nggak gitu-gitu banget dech !! Cape dech !!
Pertanyaan demi pertanyaan terus dilontarkan dari Ibu,
waktu seperti bergerak sangat lama…, hal ini yang dirasakan setiap menghadapi
ujian yang akan datang sebentar lagi. Pertanyaan nakal kembali hadir dalam
benak saya, kenapa pakai ujian sih ?? hehehe….pakai tertawa lagi..(sungguh
TERLALU!!!)
Belajar menurut saya merupakan sebuah proses yang terjadi
selama kita hidup. Ilustrasi di atas merupakan hanya sebagian kecil dalam kita
belajar. Sensasi belajar ada dua yang dapat dirasakan, yaitu ‘mencekam’ dan
‘menyenangkan’. Kenapa ? kita akan coba
melihat satu-satu dari kedua sensasi ini.
‘Mencekam’ kata ini akan dapat dirasakan jika secara mental
diri merasa belajar bukanlah sebuah prioritas sehingga menimbulkan keengganan
hingga penolakkan. Kenapa belajar bukan merupakan prioritas?? Karena tidak
semua orang memandang bahwa belajar adalah identik dengan sekolah, ulangan
umum ujian, pengawas, lulus dan tidak lulus, dan sebagainya. Sejak awalnya
ketika diperkenalkan dengan institusi yang katanya sangat peduli akan
perkembangan pendidikan justru saya semakin kehilangan makna dan filosofi dari
sebuah kata belajar. Kenapa hari-hari saya pada saat belajar bukan merupakan
hari yang menyenangkan seperti pada saat kita bermain dengan teman atau hobi
kita. Apakah kita tersesat pada hutan belajar ??
Sebelum sampai kata ‘menyenangkan’ saya kembali bercerita
mengenai sebelum berkenalan dengan institusi pendidikan yang ada. Saya begitu
hapal dengan tokoh-tokoh yang mempengaruhi dunia ini. Saya begitu senang untuk
membuat tulisan kecil setelah saya membaca. Saya begitu antusias dalam membaca
buku-buku sejarah dari novel hingga otobiografi. Saya merasakan kehausan yang tak terkira dan
sangat berbeda, waktu begitu sangat cepatnya…Asyikkk inilah yang dikatakan saat
yang menyenangkan. Percaya atau tidak sensasi ini telah lama menghilang dan
terkubur dalam- dalam.
Bisa dibayangkan bahwa ketika diri sudah kehilangan semangat
untuk belajar, mau jadi apa?? Apakah dunia ini berhenti ketika kita berhenti
belajar ?? jawabnya TIDAK !!
TIDAK !! BELAJAR ITU MENYENANGKAN…, saya seperti kembali
pada masa kecil saya yang menyenangkan. Tapi untuk membuat pernyataan tersebut
bukanlah hal yang mudah. Karena musuh terberat adalah DIRI kita sendiri !!
terkungkung dalam lingkungan dan institusi yang justru menghilangkan makna
belajar membuat diri menjadi kehilangan arah, mentalitas lemah, follower,
kreativitas mandeg, jiwa kerdil, otak menciut, dan tidak menjadi apa-apa dan
bahkan menjadi potensi pembuat onar sejati. Kenapa ?? karena tidak dapat
berpikir dan merasa semuanya terbatas terjadi ‘rebutan’ yang pastinya dengan
segala cara dan upaya…Waduh Kacau !!
Memutus
rantai bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan energi yang luar biasa.
Namun bukanlah hal yang sulit juga untuk dilakukan selama bisa
jujur pada diri sendiri. Hanya sebuah pertanyaan sederhana yang harus
anda dan
kita semua jawab, tidak hanya dijawab dengan kata-kata, namun juga dari
hati,
‘Apakah belajar itu penting bagi kita?’ dan hilangkan semua yang namanya
kata "tapi
ini, tapi itu dan tapi-tapi yang lain. " Itu adalah kehendak yang fitrah. Kenapa
fitrah…yaitu kita kembali sebagai sejatinya seorang manusia… diberi akal dan
hati untuk digunakan dengan baik. Kita hanya mengembalikan kebiasaan yang
membawa kita jauh dari kefitrahan manusia menjadi kembali kejalurnya. Dunia ini
diciptakan untuk manusia-manusia yang mau menggunakan pikirannya untuk membaca
kekuasaan sang pencipta yang luar biasa agar dapat mensyukuri nikmat yang telah
diberikannya.
Belajar bukanlah melulu untuk nilai, ijazah, status sosial
di masyarakat, namun justru kesungguhan seorang individu dalam belajar adalah
semampu apakah ia dapat bersyukur. Setelah saya melakukan perenungan diri,
ternyata masih banyak hal dalam diri untuk terus dapat belajar di dunia yang
luas ini. Percaya atau tidak…ilmu yang saat ini dimiliki seperti sebuah ujung jari
tangan yang dicelupkan dalam lautan yang sangat luas dan kemudian diangkat
hingga tidak terkena air, dan air yang menempel itu adalah ilmu yang dimiliki.
Jujur..,sikap cepat puas yang membuat jari kita terangkat dari celupan air.
Pada hal kita harus tetap menyelami kehidupan kita hingga waktu yang diberikan
kepada kita habis dan berakhir. Maknailah belajar dan jadilah orang-orang yang
bersyukur serta berbuatlah ke’baik’an di muka bumi ini, bagi diri, orang lain
dan lingkungan.
Terima kasih yang tak terkira kepada Ibu dan Bapak,
guru/dosen, ustadz, teman-teman, buku dan internet serta alam yang luar biasa
yang membuat belajar menjadi indah dan menyenangkan…, untuk 1ndONEsia lebih baik, Nyalakan api semangat
belajar mu SOBAT !! (wicaksana, 2012)
semoga catatan kecil ini bisa berkesan besar untuk kalian semua, saya hanya ingin berkata bahwa setiap yang kita jalani adalah sebuah pembelajaran buat kita tetap menjadi diri sendiri ya brooo
Setujuuuu....Sob, life is learning...
BalasHapus