Twitter , Facebook , Line, Path dan lain wuaaahhh membuat remaja sibuk dengan dunia maya dan lupa oleh dunia nyata yang sesungguhnya mereka hadapi :(
Berbagai hal menjadi alasan media sosial begitu mampu menarik bagi para
remaja. Peg Streep, seorang pemerhati tren digital dan remaja, menuliskan empat alasan utama remaja menjadi maniak media sosial,
seperti dilansir dalam situs Psychology Today, Selasa, 25 Juni 2013.
1. Mendapatkan perhatian
Hasil penelitian dari Pew Research Center Study, AS, menunjukkan bahwa
sebagian besar remaja berbagi informasi di sosial media. Berbagai
informasi menjadi kunci bagi mereka untuk mendapatkan perhatian bagi
diri mereka sendiri. Mereka seringkali mengeluhkan tentang oversharing
yang dilakukan pengguna media sosial ain. Padahal, mereka sendiri juga
terjebak di dalamnya. Mereka berbagi begitu banyak hal (bahkan yang
bersifat pribadi) di dalam media sosial.
2. Meminta pendapat
Remaja seringkali meminta pendapat dan persetujuan rekan-rekannya untuk
memutuskan sesuatu. Itu wajar jika di dunia nyata. Namun, dengan adanya
media sosial, mereka menjadi meminta pendapat untuk hal yang tidak
penting. Contohnya, mereka akan semakin sering menggunggah foto untuk
sekadar melihat bagaimana komentar rekan-rekannya. Semakin banyak pujian
atau sekadar “Like” di Facebook akan membuat mereka merasa populer.
Dengan kata lain, media sosial menjadi indikator kepopuleran meraka. Ada
"kepuasan intrinsik" pada remaja jika mereka populer di media sosial.
Bukan hanya lewat foto, remaja seringkali menulis status yang berisikan
permintaan saran pada rekan-rekan mereka. Dan, lagi-lagi, ini bukanlah
hal yang penting untuk dibagi.
3. Menumbuhkan citra
Media sosial tidak akan mampu mendeskripsikan pribadi seorang pengguna
secara utuh. Oleh sebab itu, remaja menjadikan media sosial sebagai
penumbuh citra positif mereka. Remaja akan cenderung memberikan kesan
yang baik saat di media sosial. Mereka berharap orang lain melihat
mereka seperti apa yang mereka harapkan.
4. Kecanduan
Media sosial membuat remaja kecanduan. Mereka akan sulit mengalihkan
pandang dari situ. Mereka "terjebak" dalam lingkaran drama media sosial.
Meskipun mereka terus mengeluh tentang "drama" dalam media sosial,
kenyataannya mereka juga pelaku drama tersebut.
Mulai lah pikirkan anda dan dunia nyata dan lebih penting sobb ketimbang terus menerus berkeluh kesah di media sosial untuk sesekali saja tidak masalah tapi jika anda sulit meninggalkan gadget gadget anda itu ternyata membuat anda menderita berati hati lah, berusshalah untuk terus berserita dengan teman anda melalui tatap muka secara langsung :)
Insya allah semoga bermanfaat yaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar