ehm ehm ehm Langsung saja pada pointnya brother & sister ini soal kewarganegaraan yang saat ini banyak di perbincangan semua bangsa di negara kita ( Indonesia atau bahkan bangsa di negara - negara lain ). Jerman
adalah negara Eropa yang dikenal memiliki jumlah imigran lumayan
tinggi, terutama imigran asal Turki. Bahkan sebagian warganya merupakan
keturunan Turki. Fenomena ini memang berasal dari sejarah masa lalu yang
mengatakan bahwa warga Turki berbondong-bondong bermigrasi ke Jerman
karena pada saat itu Jerman sedang berada pada kondisi membutuhkan
banyak tenaga kerja. Perpindahan warga Turki menguntungkan
kedua belah pihak, bagi Jerman kepindahan mereka mampu meningkatkan
keadaan ekonomi Jerman, sedangkan warga Turki sendiri mampu mendulang
kesuksesan di Jerman.
Dampak dari situasi pada masa lalu tersebut
sangat terlihat pada saat ini, terutama bagi dunia sepak bola Jerman dan
Turki. Seperti yang kita tahu, tiga sampai dengan empat generasi
keturunan Turki menetap di Jerman. Saat ini yang diketahui banyak pemain
nasional Turki kelahiran Jerman, contohnya Nuri Sahin dan Hamit
Atlintop. Sedangkan warga keturunan Turki namun berkebangsaan.
Jerman
bisa dibilang juga sangat banyak, salah satu pemain yang dikenal bangga
terhadap hubungan yang dimiliki antara Jerman dan Turki adalah pemain
tim nasional Jerman, Mesut Ozil. Bagi Ozil, membela der panzer merupakan
suatu kebanggaan tersendiri. Namun memang bukan tanpa tanggapan buruk,
beberapa orang mencemoohnya karena dia lebih memilih untuk membela tanah
kelahirannya dibanding Turki. Ozil dengan yakin mengatakan bahwa
sekalipun warga Turki mencemoohnya ketika dia membela tim nasional
Jerman, namun bagi Ozil di hati terdalam mereka pasti bangga
terhadapnya. Bahkan Ozil tidak lupa untuk menyambangi tanah leluhurnya
itu kala telah membela Real Madrid.
Fenomena seperti ini sebenarnya
sempat diangkat oleh Fabio Capello pelatih Timnas Inggris tahun 2010 silam dan menganggapnya sebagai pencurian
bakat. Memang Capello tidak hanya mengatakan fenomena Jerman dan Turki,
namun lebih luas mengenai bagaimana seorang pemain kelahiran suatu
negara saat dewasa menjadi membela tim nasional negara lain. Capello
mengatakan bahwa ini sebuah persoalan, seharusnya UEFA membuat peraturan
di mana pemain-pemain yang dimainkan di tim nasional selayaknya
merupakan pemain keturunan negara tersebut.
Tanpa bermaksud menolak
tanggapan Capello terhadap fenomena tersebut. Namun jika kita melihat
dari kacamata lain, seharusnya fenomena seperti ini mampu menyadarkan
kita betapa saling membutuhkannya kita dalam hidup ini, terutama jika
menilik sejarah mutualisme antar Jerman dan Turki. Bahkan dalam dunia
sepak bola hal semacam ini seharusnya dihargai. Karena bagaimanapun para
pemain keturunan tersebut pastinya masih memiliki kebanggaan baik
terhadap negara yang dibelanya maupun negara asalnya. Bahkan Ketua
Asosiasi Komunitasa Warga Keturunan Turki di Berlin mengatakan akan
kebanggaannya terhadap Turki dan Jerman. Baginya Turki merupakan
bangsanya dan Jerman adalah tanah airnya. Hubungan kedua negara
sangatlah erat dan ini merupakan hal positif dan layak untuk terus
dipertahankan serta para pemain keturunan tersebut layak diberikan
apresiasi atas pilihan mereka.
Inilah sekelumit kisah tentang sepakbola didataran Eropa bagian Barat yang kisahnya terdengar hingga telinga Asia juga seluruh dunia. Politik tidak bisa dicampur adukan dengan sepakbola apakah hal kewarganegaraan seperti artikel diatas dikatakan Politik ??? ehm ehm saya rasa tidak.
Big Thanks to agan : Dhany Cheng Hoo & Keluarga Besar FC Bayern Fan Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar