Definisi dari Latah ialah
Menurut Ririn R. Kaltarina, Latah adalah ucapan atau
perbuatan yang terungkap secara tidak terkendali setelah terjadi reaksi kaget.
Latah bukan merupakan suatu penyakit yang harus disembuhkan justru latah
membuat seseorang menjadi terlihat unik.
Sejak abad ke 18 banyak penelitian untuk menentukan
definisi latah, diantaranya :
1) 1880 CL. Van Den Berg dan PC. Van Brero, peneliti dari inggris dan
Belanda mengambil kesimpulan bahwa Latah adalah semacam HYSTERIA yang
meletupkan rasa marah namun menghasilkan tindakan yang ganjil.
2) Gilmore Ellis, Ahli jiwa dari Singapura menyatakan istilah teknis Latah
yaitu EKOLIA untuk peniruan verbal. Sedangkan EKOPRAKSIA untuk menirukan
gerakan tubuh. Ia juga mengatakan bahwa latah bisa saja merupakan warisan
turun-menurun.
3) Menurut Setyo Negoro (1970), Latah merupakan suatu penyakit atau
gangguan tersendiri yang terikat terhadap suatu kejutan yang menimbulkan suatu
penghentian sementara dari segala kegiatan yang dilakukan dan kemudian disusul
diperlihatkannya sebagai tingkah laku verbal dan gestural yang keluar dari
batas normalnya.
4) Geertz pada tahun 1988 menyatakan bahwa Latah merupakan suatu
kebudayaan. Menurut faktornya latah berasal dari lingkungannya. Bila seseorang
bergaul dengan orang yang Latah maka ia bisa tertular Latah juga walaupun
sifatnya hanya sementara.
5) Menurut Wikipedia 2009, Latah merupakan gejala psikologis yang hanya
dikenal pada system budaya tertentu. Latah tidak bisa dianggap hanya sebagai
kebiasaan yang sepele yang tidak ada kaitannya dengan penyakit. Latah
berhubungan erat dengan dimensi gangguan jiwa, fungsi saraf, psikologi dan
sosial.
Secara geografi Asia Tenggara berada pada peringkat pertama
dengan jumlah penderita Latah terbanyak. Selain di Indonesia Jepang dan Prancis
juga memiliki penderita latah yang tidak kalah banyaknya dengan Indonesia.
Walaupun tidak sepenuhnya tepat, disinyalir penyakit ini tumbuh berkembang di
masyarakat yang menerapkan budaya otoriter, Biasanya penderitanya kebanyakan Orang
tua dan Perempuan.
Dari pengertian-pengertian mengenai Latah di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa Latah adalah suatu penyakit atau gangguan yang baik
secara mental dan somatis. Gejala yang muncul menguatkan adanya gangguan tadi,
seperti tidak dapat mengontrol diri, dilakukan secara spontan dan tanpa suatu
kesadaran.
2. Macam-macam Latah
Menurut
Ririn R Kaltarina ada empat macam Latah yaitu :
1) Ekolalia : Mengulangi perkataan orang
lain.
2) Ekopraksia : Meniru gerakan orang lain.
3) Koprolalia : Mengucapkan kata yang dianggap
tabu atau kotor.
4) Automatic Abidience :
Melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut.
Namun seiring dengan berkembangnya jaman jenis-jenis Latah
semakin berkembang sesuai dengan peradapan. Adapun Latah yang bermunculan sesuai
tren saat ini adalah :
1) Latah Mode
Berusaha
tampil beda dengan gaya berpakian yang sama. Ini banyak ditemukan pada remaja
“ABG” di mal-mal di Indonesia.
2) Latah Teknologi
Menggunakan
HP, Laptop ataupun Gadget dengan teknologi terkini namun tidak mengerti cara
menggunakannya secara maksimal.
3) Latah Frasa
Kata-kata
yang popular saat ini. Agar dianggap anak gaul seperti “Priketeeeeww....,,, ya
gak geto juga kale.... Dsb”.
3. Penyebab Latah
Penyebab Latah subjek sesuai dengan teori Observasional
Learning Bandura (dalam Constanzo, 1985) yaitu tingkah laku model memiliki
pengaruh terhadap tingkah laku pengamat dan juga afek modeling dimana peniru
melakukan tingkah laku baru (melalui asosiasi-asosiasi) sehingga sesuai dengan
tingkah laku model.
Ada beberapa teori yang
menyebabkan timbulnya tingkah laku Latah, yaitu :
1) Teori Pemberontakan
Dalam
kondisi Latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa
bersalah. Gejala ini semacam gangguan perilaku lebih kearah obsesif yaitu
karena adanya dorongan yang tidak terkendali untuk melakukan sesuatu.
2) Teori Kecemasan
Gejala
Latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa
ia sadari. Rata-rata dalam kehidupan klien selalu ada tokoh otoriter seperti
ayah yang tegas, namun tokoh otoriter tidak harus berasal dari kalangan
keluarga saja.
3) Teori Pengkondisian
Inilah
yang disebut ketularan. Seseorang mengidap Latah karena dikondisikan oleh
lingkungannya, misalkan gara-gara Latah dia jadi pusat perhatian orang. Dengan
begitu, Latah juga merupakan upaya untuk mencari perhatian. Latah semacam ini
disebut “Latah Gaul”
USULAN
TREATMENT DAN TERAPI
1) Usulan Treatment
·
Menemukan sebab-sebab permasalahan
yang dihadapi.
·
Memberikan nasehat dan motivasi
yang dapat membangun bagi klien.
·
Memberikan stimulus-stimulus yang
positif untuk perubahan.
·
Memberikan dorongan dan mendukung
tingkah laku yang positif yang dilakukan klien.
Dengan diagnosa dan prognosa klien maka usulan-usulan
terapi yang dapat diberikan adalah terapi suportif dan behavior therapy.
2) Usulan Terapi
·
Terapi suportif
Terapi suportif adalah jenis terapi yang dimaksudkan untuk
memberi dorongan, semangat dan motivasi agar klien tidak merasa putus asa.
Terapi ini bertujuan untuk menguatkan daya mental yang ada, mengembangkan
mekanisme yang baru dan lebih baik untuk mempertahankan control diri dan
mengembalikan keseimbangan untuk menyesuaikan diri yang lebih sesuai, itu dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Menduakkan daya tahan mental yang ada.
b) Mengembangkan mekanisme yang baru dan lebih baik.
c) Mempertahankan control diri.
d) Mengembangkan kesimbangan adaptif (kemampuan untuk menyesuaikan diri)
jenisnya dapat berupa :
-
Kararsisi
Membiarkan klien mengeluarkan isi hatinya, sehingga
perasaan kecemasan klien menjadi berkurang. Hingga pada akhirnya klien dapat
melihat permasalahan yang dihadapi sesuai dengan porsinya.
Dari hasil katarsi ini klien mau berterus terang tentang
masalah yang dihadapinya dan si pemberi terapi mengerti keadaan dari klien, dan
juga kemauan dari klien itu sendiri untuk mau berbagi dengan teman dekatnya
sehingga klien tidak terlalu tertekan dengan masalah yang dihadapinya. Apabila
klien sudah merasa baikan maka dapat diteruskan dengan terapi lainnya lagi.
-
Persuasi
Terapi ini diberikan dengan memberikan penerangan yang
masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik buruknya atau fungsi.
Dari gejala-gejala itu sendiri. Sehingga klien dapat sadar dan merasa bebas
dari hal yang menganggunya sehingga lama-kelamaan gejala itu akan hilang.
-
Sugesti
Dengan
cara menanamkan secara tidak langsung terhadap pikiran klien yaitu dengan
membangkitkan kepercayaan bahwa gejala ini akan hilang. Dengan sikap yang
menyakinkan dengan empati. Teknik ini bertujuan agar klien dapat meghadapi dan
menyelesaikan masalahnya secara wajar serta tidak mengkompennya dengan hal-hal
yang tidak berguna.
-
Bimbingan
Dengan
memberikan masukan yang praktis dan khusus yang berhubungan dengan masalah
kesehatan mental agar ia lebih siap mengatasi maslah dengan menyibukkan diri
dengan hal-hal yang berguna. (W.F Maramis 1998).
·
Terapi Behavior (Terapi Perilaku)
Terapi tingkah laku adalah terapi yang diberikan pada
klien, untuk menghapus pola-pola tingkah laku maladaptive dengan memberikan
kondisi-kondisi untuk memodifikasi tingkah laku sehingga didapatkan perilaku yang
baru dan sesuai. Dengan mengacu pada teori-teori behavioristik maka pendekatan
behavior akan memfokuskan klien pada identifikasi tingkah laku yang spesifik
klien atau sistem dalam lingkungan yang mungkin dapat dilakukan perubahan.
Gejala-gejala khusus yang terjadi dalam lingkungan juga
perlu diperhatikan untuk menentukan pengaruh pada fungsi psikologisnya. Ada
pendekatan “Behavior Therapy” seperti halnya diri klien untuk mencoba tidak
latah dan mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan untuk terus-menerus
dilakukan terapi tingkah laku. Adapun teknik yang dilakukan adalah :
-
Teknik Aversif
Dengan adanya pemberian hukuman diharapkan kllien dapat
mengendalikan keinginan-keinginan negatifnya dan tingkah lakunya yang maladatif
menjadi tingkah laku yang adaptif.
Setelah mengatahi respon dari klien maka klien dicoba untuk
berusaha melihat hal-hal yang terjadi pada dirinya bila terlalu sering
mengucapkan kata-kata tidak sopan. Dengan pandangan positif maka, klien
dituntut untuk merespon dalam hidupnya. Untuk mengidentifikasi cara-cara dalam
menilai diri dengan lingkungan yaitu dengan mengurangi sedikit-demi sedikit
sampai akhirnya klien tidak latah dan mengucapkan kata-kata tidak sopan lagi.
Dari tingkah laku yang dihasilkan, klien dapat melakukan
sample dan setingga yang selanjutnya untuk memberikan analisis secara empiris
tentang keinginan subjek serta permasalahannya yang dihadapi agar tidak latah
lagi. Klien dituntut untuk mau menerima semua kritik yang ditujukan kepadanya.
Usahakan klien bersikap lebih asertif dalam menghalau segala bentuk keinginan
untuk menghindari latah itu.
Behavior
Therapy dalam kasus ini adalah Therapy Functional Analysis (ABC Therapy) :
1. Untuk mengukur stimulus yang mendasari atau mendahului yaitu klien
dihadapkan pada suatu keadaan dimana bila ada keinginan untuk latah dan
mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan.
2. Tingkah laku sasaran, maka klien langsung pada tingkah laku sasaran
yaitu bersikap asertif terhadap tingkah laku latah.
3. Akibat yang dihasilkan, yaitu sehingga klien dapat hasil untuk dapat
dievaluasi selanjutnya sedikit demi sedikit sampai kebiasaan latahnya berkurang
dan akhirnya hilang.
Setelah percobaan demi percobaan dilakukan oleh klien, maka
klien dituntut untuk melakukan hal-hal yang lebih positif baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain sebagaimana pada dasarnya apa yang mereka harapkan
dari klien merupakan kemajuan yang sangat baik bagi perkembangan perilakunya.
Misalnya klien lebih memfokuskan pada pendidikannya da melakukan
kegiatan-kegiatan yang lebih positif untuk masa depannya.
·
Terapi Keluarga
Keluarga adalah satuan kecil dalam masyarakat yang
anggotanya terdiri dari bapak, ibu dan anak. Keluaga merupakan tempat pertama
dan utama bagi individu untuk membentuk kepribadian, keluarga juga sebagai
tempat pertama bagi individu untuk beradaptasi dan mendapatkan ilmu.
Proses Psikoterapi : psikoterapi yang diberikan antara lain
adalah psikoterapi suportif yang bertujuan untuk memberikan dorongan, semangat
dan motivasi agar subjek tidak merasa putus asa. Langkah-langkah yang biasa
dilakukan adalah :
Pada
terapi keluarga ini menggunakan teknik :
a. Pekerjaan Rumah
-
Anggota keluarga melakukan
aktivitas tertentu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
-
Membentuk koalisi dan mengubah
rentang keakraban.
b. Family Sculpting (Pahatan Keluarga)
-
Menggambarkan keterdekatan jarak
yang tercipta diantara anggota keluarga.
-
Memiliki ruang, posisi tertentu
dalam keluarga.
-
Memberi gambaran keterdekatan
emosi antar masing-masing anggota keluarga.